Menurut Petayang dibuat pada Februari 1895 oleh DeBousole Tranche Montagne, menunjukan bahwa Suak Indrapuri termasuk daerah kosong dan merupakan kebun kelapa. Pada saat Belanda Masuk ke Meulaboh tahun 1873, daerah ini termasuk belum berpenghuni, penduduknya mayoritas tinggal diseputar Pasar Aceh. Oleh karena itu, beberapa peta Belanda menunjukkan bahwa Suak Indrapuri merupakan lahan kosong yang dimanfaatkan untuk Markas Militer Belanda, Rumah dan kantor sipil. Akibatnya di Suak Indrapuri ini banyak sekali tanah-tanah yang dikuasai Belanda pada saat itu dan saat kemerdekaan dikuasai oleh Militer, Perbankan, Pemda, bahkan Real Estate pertama yang dibangun oleh Bolchover ditempat ini.
Dalam buku panduan Kuburan Militer Peutjut disebutkan bahwa dulu ada seorang pedagang yang berasal dari Eropa Timur datang kesebuah tempat di pinggir kota Banda Aceh, dia membeli sebidang tanah dan membuka usaha perumahan ditempat tersebut, kini tempat itu dikenal sebagai Gampong Blower berdampingan dengan Blang Padang dan kuburan Kerkoff.
Nama asli pedagang tersebut Bolchover. Konon, orang Aceh pada waktu itu tidak dapat menyebut nama Bolchover dengan tepat, maka secara terus menerus nama Bolchover terkikis sehingga menjadi Blower. Lama kelamaan nama tersebut dijadilah sebagai nama Gampong Blower.
Kini Bolchover dimakamkan di Peutjut Banda Aceh, ia bukan hanya membangun perumahan di Banda Aceh, tetapi juga di Meulaboh. Di samping itu, di Suak Indrapuri juga pernah di bangun satu gedung Perusahaan Pertambangan Amerika yang bernama Marsaman, kemudian gedung ini pernah dijadikan Markas Militer dan gedung sekolah, Pertanian (SPP), dan selanjutnya dimanfaatkan untuk gedung Makorem. Rumah Kontroler Belanda yang sekarang menjadi Pendopo, dan beberapa penjabat militer Belanda lainnya membangun rumah ditempat ini,seperti Gedung Bank BNI,bekas rumah dinas DANREM yang kini sudah rata dengan tanah dihantam Shunami pada tahun 2004.